Daerah Ciwidey, Jawa Barat menghasilkan kopi dengan karakteristik unik. Aroma dan rasa fruity-nya yang khas membuat kopi ini jadi incaran, bahkan sudah dipasok ke Starbucks.
Ciwidey dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi di Jawa Barat. Salah satu lokasi perkebunannya ada di Kampung Batu Lulumpang, Desa Lebak Muncang. Mayoritas warga di sana bekerja sebagai petani kopi.
Petani kopi, Agus Hidayat (31) mengatakan awal penjualan kopi asal Ciwidey yakni ke wilayah Medan. Pengiriman kopi saat itu dilakukan tanpa menggunakan merek apapun.
Ia menilai hal ini membuat kopi Ciwidey awalnya tak diketahui luas. "Makanya dulu mah enggak ada yang mengenal kopi Jawa Barat, banyak yang mengenalnya kopi dari Medan. Jadi dari sininya nggak ada brand, polos aja, terus di Medan pakai brand dengan macam-macam nama. Makanya kopi di sini jarang ada yang mengenali," ujar Agus, saat ditemui detikJabar, Selasa (31/1/2023).
Agus menjelaskan warga di kampungnya mengirim kopi ke luar Medan tersebut melalui PT Indomarco. Kemudian PT tersebut yang mengirim ke berbagai wilayah Indonesia, dengan proporsi terbanyak ke Medan.
"Dulu warga lewat ke Indomarco, dia yang ngirim ke Medan. Memang dari dulu kita suka jualin ke Medan, itu yang menjadi penjualan besar dari petani kopi Ciwidey," katanya.
Agus mengungkapkan saat ini para warga di kampungnya telah beralih cara pemasaran. Menurutnya saat ini warga memilih mengirim melalui perusahaan PT Sucafina.
![]() |
"Sementara di dua tahun sekarang saya gabung sama Sucafina. Sekarang ada beberapa perusahaan yang langsung direct dari Ciwidey Jawa Barat. Alhamdulillah dari segi penjualan ada sedikit beda. Tapi tunasinya kecil, jualannya sedikit-sedikit," jelasnya.
Dia menyebutkan saat ini kopi Ciwidey telah tembus pasar ke brand ternama Starbucks. Apalagi brand tersebut telah hadir di berbagai penjuru dunia.
"Alhamdulillah kopi di sini terpakai oleh salah satu brand ternama, Starbucks. Jadi kita juga sekarang suka mengirim ke Starbucks, lewat Sucafina," ucapnya.
Agus mengaku saat ini kopi dari Jawa Barat, khususnya Ciwidey lebih dikenal di Indonesia. Hal tersebut telah diakui dalam acara pentas kopi di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Alhamdulillah beberapa waktu lalu ada event kopi di Jakarta, event tersebut event dunia. Alhamdulillahnya dalam event tersebut Indonesia masih masuk 10 kopi terbaik dunia. Di dalamnya ada kopi dari Aceh, dan kopi dari Jawa Barat," bebernya.
Dia menuturkan saat ini kopi Ciwidey dijual dengan harga yang bervariasi. Kemudian bisa dibeli dalam bentuk cherry atau gabah.
"Sekarang pembelian Cherry di angka Rp 12 ribu per kilo, kalau gabah Rp 37 ribu per kilogram. Sekarang alhamdulillah mengalami kenaikan dibandingkan pas COVID-19 hanya di angka Rp 25 ribu sampai Rp 26 ribu kalau gabah," kata Agus.
Menurutnya kopi Ciwidey memiliki ciri khas yang menarik. Hal tersebut dipengaruhi oleh letak geografis wilayah Ciwidey.
![]() |
"Jawa Barat mah dikenal di luar karena rasa fruity atau ada rasa buah-buahannya. Tapi setiap daerah mungkin beda-beda juga, kalau Ciwidey masuknya ke fruity yang paling kuat. Kalau di sini nano-nano lah, jadi campur-campur lah. Jadi rasa mengandung ke buah-buahannya banyak banget, kadang ada rasa pisang, jeruk juga pernah. Ya itu karena di kebunnya tumpang sarinya dengan jenis-jenis buah yang bisa tumbuh di sini," tuturnya.
"Tapi kalau ke gunung Maruyung atau ke gunung Patuha ada beda. Di wilayah tersebut rasanya agak ada rasa tehnya. Soalnya kebun kopinya berdampingan dengan kebun teh. Sehingga rasa tehnya merasuk ke rasa kopinya," tambahnya.
Agus menuturkan kopi yang dijual dari Ciwidey berjenis Arabica. Kemudian hampir mayoritas di kampungnya petani kopi.
"Kalau di sini mah jenis kopi Arabica. Jadi di sini banyak yang jualan chery, terus di jual sucafina. Dia yang menyebarkan, salah satunya adalah ke Starbucks," ungkapnya.
Agus berharap para petani kopi bisa mencukupi kebutuhan sehari-sehari dari awal panen sampai akhir panen. Pasalnya para petani kopi saat ini belum bisa mencukupi dari hasil produksinya.
"Jadi kalau sudah panen, petani masih harus kerja lagi kemana-kemana. Jadi gak bisa full kerja di kebun. Soalnya kebunnya di sini mah agak kurang bagus, karena terbenturnya wilayah kebunnya ada di kawasan perumahan, jadi kebun tidak sepenuhnya keinginan petani. Makanya produksi jadi gak maksimal," pungkasnya.
Baca artikel selengkapnya DI SINI.
Simak Video "Sensasi Ngopi Asyik di Tengah Hutan Pinus Ciamis"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/adr)